SOLID BERJANGKA | Setelah Pesawatnya Ditembak Jatuh, Rusia Kirim Sistem Pertahanan Canggih S-300 untuk Suriah

broken image

SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Rusia menyatakan akan menyuplai sistem pertahanan rudal canggih S-300 untuk militer Suriah dalam dua pekan mendatang. Pemberian sistem pertahanan tersebut dilakukan sepekan setelah Moskow menuduh Israel bertanggungjawab atas jatuhnya pesawat militer Rusia di Suriah.

Washington meminta Moskow mempertimbangkan keputusan yang menurut penasihat keamanan Gedung Putih, John Bolton merupakan sebuah “eskalasi yang signifikan” dalam konflik di Suriah. Tidak hanya Amerika Serikat (AS), Israel pun menyatakan keberatannya atas langkah yang diambil oleh Rusia tersebut.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu mengatakan, sebelumnya Rusia telah memenuhi permintaan Israel untuk tidak menyuplai sistem S-300 kepada Suriah. Namun, insiden jatuhnya pesawat yang menewaskan 15 tentara Rusia pekan lalu itu memaksa Moskow mengambil tindakan yang setara untuk menjaga keselamatan pasukannya.

"Sistem pertahanan rudal udara modern S-300 akan ditransfer ke angkatan bersenjata Suriah dalam waktu dua pekan," kata Shoigu.

.Dia mengatakan, sistem pertahanan tersebut akan secara signifikan meningkatkan kapabilitas tempur pasukan Suriah.

S-300 adalah sistem pertahanan militer Soviet yang kemudian dikembangkan dan dipercanggih menjadi beberapa versi dengan kapabilitas yang berbeda-beda. Sistem pertahanan itu meluncurkan rudal dari truk dan dirancang untuk menembak jatuh pesawat militer dan rudal balistik jarak dekat dan menengah.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, pengiriman sistem S-300 ke Suriah itu tidak ditujukan untuk menargetkan negara ketiga.

"Rusia perlu meningkatkan keselamatan militernya dan itu harus jelas bagi semua orang," kata Peskov. Namun dia juga mengulangi tuduhan Moskow bahwa Israel bersalah atas jatuhnya pesawat Rusia di Suriah pekan lalu.

“Tidak diragukan lagi bahwa menurut para ahli militer kami, tindakan yang disengaja oleh pilot Israel adalah alasan untuk tragedi dan ini tidak dapat tetapi merusak hubungan kami (Rusia-Israel). ”