SOLID BERJANGKA |

Di Luar Angkasa, Bumi Bak Butiran Debu

broken image

SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Luasnya luar angkasa membuat objek berukuran diameter ratusan ribu kilometer pun tampak seperti butiran debu.

Bicara mengenai besarnya alam semesta, mari mulai dari Bumi. Satu-satunya planet yang diketahui dapat dihuni oleh makhluk hidup ini memiliki jari-jari 6.378 km berdasarkan garis khatulistiwanya, dan diameter sekitar 12.742 km.

 

BACA JUGA : PT Solidgold Berjangka Glosarium

 

Sayangnya, angka tersebut tidak cukup untuk membuat Bumi menjadi planet terbesar di tata surya. Adalah Jupiter yang menyandang status tersebut dengan diameter 142.984 km.

Jika Jupiter tampak sudah cukup besar, mari menengok Matahari. Pusat dari sistem tata surya ini memiliki diameter 1,392 juta km. Sebagai perbandingan, lebih dari 1 juta Bumi bisa dimasukkan ke dalam bintang tersebut.

Matahari adalah Bintang tipe G, atau biasa disebut sebagai golongan kurcaci kuning. Hal ini membuat masih banyak bintang-bintang lain dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Matahari.

 

BACA JUGA : Solidgold Berjangka Loco London Gold

 

Sampai saat ini, status sebagai bintang paling besar disematkan kepada UY Scuti, yang ukurannya setara dengan lebih dari 1.700 kali lebih besar dari Matahari.

Menariknya, karena massa dan ukuran objek di luar angkasa tidak berkorelasi, massa dari UY Scuti hanya sekitar 30 kali dari Matahari.

 

broken image

Bergerak lebih jauh, objek lain yang patut diperhitungkan sebagai ‘raksasa’ di alam semesta adalah black hole, atau beberapa disebut sebagai supermassive black hole dikarenakan ukurannya yang luar biasa besar.

 

Galaksi Bima Sakti sendiri memiliki satu lubang hitam super besar dengan massa 4 juta kali Matahari. Meskipun begitu, supermassive black hole terbesar hingga saat ini berada di galaksi NGC 4889. Lubang hitam ini memiliki massa sekitar 21 miliar kali lebih besar dari Matahari.

 

BACA JUGA : PT Solidberjangka Transaksi Sistem Online

 

Objek yang setingkat lebih besar dari lubang hitam adalah tempat benda tersebut bernaung, yaitu galaksi, sebuah kumpulan dari sistem bintang seperti tata surya.

 

Untuk mengukur objek yang satu ini, ukuran panjang konvensional sudah semakin sulit digunakan, dan harus diganti dengan satuan cahaya. Bima Sakti, galaksi tempat Bumi bernaung, memiliki panjang dari tiap ujungnya yang dapat ditempuh selama 100 ribu tahun cahaya.

 

Sebagai informasi, cahaya memiliki kecepatan 299.792 km per detik. Tahun cahaya berarti jarak yang berhasil ditempuh cahaya selama satu tahun kalender. Diperkirakan, selama satu tahun cahaya dapat melintasi jarak sejauh 9,5 triliun km.

 

Sedangkan galaksi terbesar yang diketahui sampai saat ini, IC 1101, memiliki ukuran 50 kali dari Bima Sakti, dan massa 2.000 lebih besar. Untuk melintasi IC 1101, dibutuhkan waktu sekitar 5,5 juta tahun cahaya.

 

BACA JUGA : Solidberjangka Transaksi Online Snapshot

 

Berbicara objek terbesar, maka tidak akan lengkap jika tidak membicarakan supercluster, atau disebut juga sebagai supergugus, yaitu kumpulan berbagai galaksi. Sampai saat ini, supergugus terbesar adalah Hercules-Corona Borealis Great Wall, atau Great GRB, yang pertama kali dilaporkan pada 2013 lalu.

 

Sejumlah studi sudah dilakukan terhadap supergugus ini, sehingga diketahui bahwa cahaya butuh waktu sekitar 10 miliar tahun untuk melintasinya. Sebagai perbandingan, usia alam semesta adalah 13,8 miliar tahun. Great GRB ditemukan kelompok peneliti yang dipimpin oleh Istvan Horvath dari National University of Public Service di Hungaria.

 

BACA JUGA : Solidgold Peraturan Transaksi Online

 

“Saya sempat berpikir bahwa struktur ini terlalu besar untuk menjadi nyata. Sebagai salah satu penemu, saya masih memiliki keraguan. Meskipun begitu, kami percaya struktur ini eksis,” ujar Jon Hakkila, salah satu angota kelompok penemu Great GBR.

 

“Masih ada lagi struktur yang seperti ini, dua diantaranya adalah Sloan Great Wall dan Huge Large Quasar Group. Mungkin masih ada yang lain lagi, hanya tinggal menunggu waktunya saja,” pungkasnya.