Dari berbagai literatur tentang Chairil Anwar, gelombang gelisah memenuhi benaknya selalu. Sebagai seorang penyair, ketika menulis sajaklah ia menemukan kebahagiaannya. Ibarat para penderita gangguan kejiwaan, dalam masa-masa obat penenang bekerjalah ia sehat. Maka Chairil selalu berkeinginan menulis sajak. Apapun akan dilakukannya, bahkan dilanggarnya demi sajak.
Andai dalam sastra tidak ditemui lagi kebenaran sebagi penyeimbang kehidupan, maka kita pun akan mati bersama sastra tersebut. Chairil telah berbuat untuk dirinya sekaligus bangsanya agar hidup berharga. Siswa-siswi, seniman, penyair menyajakkan karyanya di mana-mana. Para ahli sastra dan filolog mengkaji dan terus mengkaji Chairil. Seperti katanya, ingin menjadi Menteri Kebudayaan seandainya berumur panjang. Anak bangsa terus menziarahinya di Karet. Chairil mau hidup seribu tahun lagi. Bahkan lebih melampaui kata-kata emasnya. Secepuh keberanian Chairil, warisan untuk bangsanya.
BACA : SOLID GOLD