broken image

SOLID GOLD BERJANGKA - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengomentari hasil survei Tim Peneliti Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung. Emil merasa aneh dengan hasil survei yang menyebutkan popularitasnya menurun.

"Jadi survei-survei mah silakan saja. Saya hanya menjadikan survei itu sebagai referensi untuk evaluasi. Cuma ada satu statement yang agak aneh, popularitas menurun," ujar Emil, sapaan karib Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Rabu (5/7/2017).
Emil berpendapat dalam logika survei tidak ada orang yang dulunya kenal tiba-tiba menjadi tidak kenal. Sehingga menurutnya aneh jika popularitasnya menurun.
"Cuma ada satu statement yang agak aneh, popularitas menurun. Kalau elektabilitas menurun betul. Karena tadinya milih jadi teu beuki (engga suka). maka enggak jadi milih, jadi turun. Tapi kalau dulunya kenal 20 persen misalkan, tiba-tiba menjadi tidak kenal kan enggak mungkin, karena udah keburu kenal. Jadi sedikit mempertanyakan ada statement bahwa popularitas menurun. Yang ada mah popularitas itu tidak berubah atau naik. Jadi tidak ada dalam keilmiahan survei yang namanya popularitas menurun, gitu aja," tandasnya.
Emil juga mengomentari soal popularitas Deddy Mizwar yang hanya mencapai 20 persen. Menurutnya, sebagai publik figur, popularitas Jenderal Naga Bonar tersebut pasti di atas 20 persen.
"Asa aneh juga masa Pak Deddy Mizwar dibaca popularitas hanya 20 persen gitu. Semua juga tahu, orang-orang artis mah rata-rata di atas 90," ucapnya.
Namun begitu Emil mengaku tidak merasa terganggu. Emil masih santai menanggapi semua hasil survei. Baginya survei menjadi referensi agar ke depannya bisa lebih baik.
"Engga terganggu. Lumayan kan saya engga bayar tapi dapat info weh. Kalau saya mah pada dasarnya lebih senang dikritik. Lebih enak memperbaikinya di mana kan. Ketimbang dipuja-puji bari bingung beresan naon deui kan. Jadi semakin banyak kritikan masukan, bagi saya adalah asupan untuk memperbaiki diri," tandasnya.