PT SOLID GOLD BERJANGKA |

Jeda Siang. IHSG Melemah

broken image

PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif membuka perdagangan saham pagi ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat. Dolar AS berada di posisi Rp 13.330 dibanding posisi kemarin di 13.342.

 

BACA JUGA : Solidgold

 

Pada perdagangan preopening, IHSG naik 11,166 poin (0,17%) ke level 6.483,833. Sedangkan Indeks LQ45 juga naik 2,860 poin (0,26%) ke 1.101,750.

Membuka perdagangan, Jumat (19/1/2018), IHSG menguat 10,419 poin (0,16%) ke level 6.481,612. Indeks LQ45 juga menguat 2,027 poin (0,21%) ke 1.101,210.

 

BACA JUGA : Solidberjangka

 

Pada pukul 09.15 waktu JATS, IHSG bergerak terbalik 2,616 poin (0,05) ke level 6.469,588. Sementara indeks LQ45 naik 1,363 (0,10%) ke 1.097,823.

Jeda siang IHSG turun 22,832 poin (0,35%) 6.449,835. Indeks LQ45 turun 6,613 poin (0,60%0 ke 1.092,277.

 

BACA JUGA : Solidgold Berjangka

 

Sementara itu, indeks utama bursa Wall Street ditutup dalam zona merah pada perdagangan semalam (18/01). Indeks Dow Jones melemah 0.37% ke level
26,017.81, S&P tertekan 0.16% ke level 2,798.03, dan Nasdaq turun tipis 0.03% ke level 7,296.05.

Pelemahan indeks terjadi seiring kekhawatiran pasar menanggapi pidato dari Presiden The Fed yakni Robert Kaplan yang menyatakan perekonomian AS tahun
ini berpotensi lebih bergejolak.

 

BACA JUGA : PT Solidberjangka

 

Adapun untuk mengatasinya diperlukan kenaikan suku bunga The Fed kurang lebih tiga kali di tahun ini. Selain itu, Kaplan juga menyebutkan bahwa tahun ini
The Fed akan mengalami sedikit masa-masa sulit melawan resesi jika inflasi tidak mencapai target 2%. Dan bahkan apabila suku bunga tidak segera dinaikkan hingga pertengahan tahun, maka kenaikan tiga kali harus tetap dijalankan hingga ke level 2.25%.

Selain itu, The Fed juga harus mewaspadai dampak kenaikan tersebut terhadap pembalikan kurva imbal hasil yang nantinya malah akan menjadi pertanda awal resesi.

 

BACA JUGA : PT Solidgold Berjangka

 

Bursa-bursa Asia siang ini kompak bergerak menguat dan memberi sentimen positif bagi IHSG. Berikut situasi di bursa regional pagi hari ini:

Indeks Nikkei 225 naik 28,512 poin (0,12%) ke level 23.791,449.
Indeks Hang Seng naik 32,271 poin (0,10%) ke level 32.154,211.
Indeks Komposit Shanghai naik 12,490 poin (0,36%) ke level 3.487,240.
Indeks Straits Times naik 14,940 poin (0,42%) ke 3.536,250.

PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif membuka perdagangan saham pagi ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat. Dolar AS berada di posisi Rp 13.330 dibanding posisi kemarin di 13.342.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik 11,166 poin (0,17%) ke level 6.483,833. Sedangkan Indeks LQ45 juga naik 2,860 poin (0,26%) ke 1.101,750.

Membuka perdagangan, Jumat (19/1/2018), IHSG menguat 10,419 poin (0,16%) ke level 6.481,612. Indeks LQ45 juga menguat 2,027 poin (0,21%) ke 1.101,210.

Pada pukul 09.15 waktu JATS, IHSG bergerak terbalik 2,616 poin (0,05) ke level 6.469,588. Sementara indeks LQ45 naik 1,363 (0,10%) ke 1.097,823.

Jeda siang IHSG turun 22,832 poin (0,35%) 6.449,835. Indeks LQ45 turun 6,613 poin (0,60%0 ke 1.092,277.

Sementara itu, indeks utama bursa Wall Street ditutup dalam zona merah pada perdagangan semalam (18/01). Indeks Dow Jones melemah 0.37% ke level
26,017.81, S&P tertekan 0.16% ke level 2,798.03, dan Nasdaq turun tipis 0.03% ke level 7,296.05.

Pelemahan indeks terjadi seiring kekhawatiran pasar menanggapi pidato dari Presiden The Fed yakni Robert Kaplan yang menyatakan perekonomian AS tahun
ini berpotensi lebih bergejolak.

Adapun untuk mengatasinya diperlukan kenaikan suku bunga The Fed kurang lebih tiga kali di tahun ini. Selain itu, Kaplan juga menyebutkan bahwa tahun ini
The Fed akan mengalami sedikit masa-masa sulit melawan resesi jika inflasi tidak mencapai target 2%. Dan bahkan apabila suku bunga tidak segera dinaikkan hingga pertengahan tahun, maka kenaikan tiga kali harus tetap dijalankan hingga ke level 2.25%.

Selain itu, The Fed juga harus mewaspadai dampak kenaikan tersebut terhadap pembalikan kurva imbal hasil yang nantinya malah akan menjadi pertanda awal resesi.